System Penyaluran Sembako dari Aplikasi Banpang Tidak Sesuai Kondisi Lapangan, Kepala Dusun Kesulita - DESA NGRAPAH
Juli 2025 — Penyaluran bantuan sembako berupa beras Bulog sebanyak 10 kg per KPM melalui aplikasi Banpang di Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, mengalami sejumlah kendala di lapangan. Permasalahan muncul karena sistem aplikasi Banpang hanya mengacu pada data Desil serta data BPNT dan PKH, yang tidak sepenuhnya mencerminkan kondisi riil masyarakat desa saat ini.
Beberapa dusun diketahui menerima jatah bantuan untuk warga yang sebenarnya sudah meninggal dunia. Namun, pengganti dari warga dusun tersebut tidak bisa langsung ditetapkan karena tidak tercantum dalam data Desil,BPNT dan PKH. Akibatnya, bantuan sembako yang seharusnya dialihkan untuk warga setempat yang masih hidup dan berhak justru terpaksa dialihkan ke dusun lain yang memiliki cadangan data pengganti sesuai sistem.
Kepala Dusun dari beberapa wilayah di Desa Ngrapah mengaku kesulitan memperjuangkan hak warganya akibat sistem penyaluran yang sangat kaku dan tidak mempertimbangkan realitas terbaru di lapangan.
“Sistem ini menyulitkan kami sebagai aparat desa. Ketika ada warga yang sudah meninggal, kami tidak bisa langsung menggantinya dengan warga lain yang berhak karena tidak ada dalam data Desil. Padahal di dusun kami, banyak warga yang benar-benar membutuhkan,” ujar salah satu Kepala Dusun.
Permasalahan ini memicu keresahan di masyarakat, terutama bagi warga yang merasa berhak namun tidak mendapat bantuan. Diharapkan pihak terkait segera melakukan evaluasi dan perbaikan sistem penyaluran bantuan agar lebih fleksibel dan sesuai dengan kondisi nyata, serta memberikan wewenang lebih bagi pemerintah desa dalam menentukan pengganti penerima yang valid secara sosial.